Wednesday, February 28, 2007

Satu Cerita Tentang "Bakat"...

Paradigma tentang bakat sudah saatnya dirombak. Menyedihkan, tatkala seseorang terdiskreditkan karena alasan tidak berbakat. Kesempatan untuk mencoba pun lenyap, yang tertinggal hanya pemahfuman terpaksa dan menyerah pada nasib.

Bisa berkembang, syukur, tidak pun tak apa, toh memang tidak berbakat. Aduh, kasihan betul. Dalam hal ini bakat dibedakan dari spesialisasi, termasuk yang berkaitan dengan pemosisian yang berlaku dalam dunia kerja pada umumnya.

Di kalangan orangtua, misalnya, tanpa sadar sering kali begitu cepat memberi label anak A berbakat seni, anak B tidak, dan seterusnya. Hal itu mengakibatkan perlakuan pada anak pun selektif. Ada anak yang mendapat lebih banyak kesempatan mengembangkan bakat tertentu, sementara anak lain kurang.

Contoh konkret tersebut tak terkecuali juga melanda dunia pendidikan. Berapa persen siswa suatu sekolah punya kesempatan mengeksplorasi bakat-bakatnya? Paling-paling tak lebih dari 10 hingga 25 persen, selebihnya dipendam atau mengembangkan dengan cara sendiri yang belum tentu terarah dengan baik, hingga manfaatnya juga tidak terasa.

Bakat

Definisi bakat yang ditegakkan dalam koridor gugus utama umumnya mengacu pada dua pemahaman. Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum memahami beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah cuma-cuma dari Sang Maha Kuasa.

Kita mengenal "Empat Karunia Ilahi" (4 Human Endowment), atau bakat alami, yakni kesadaran diri (self awareness), imajinasi (creative imagination) , hati nurani (conscience) , dan kehendak bebas (independent will). Tanggung jawab utama manusia sebagai penerima mandat itu adalah memberdayakan keempat bakat alami atau talenta atau karunia tersebut secara maksimal dan optimal.

Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik, antara lain aptitude, talent/talenta, intelligence/ inteligensi/ kecerdasan, gifted/giftedness, dan sebagainya.

Pada dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsur bakat bawaan dan latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggung jawab.

Kecerdasan, beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan peranti atau tes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/ memori.

Kreativitas, menurut Guilford (1956), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non-aptitude, antara lain temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas.

Tanggung jawab, merupakan pembuktian atau tindakan nyata dari kecerdasan dan kreativitas seseorang terkait dengan pemberdayaan dirinya serta kontribusi bagi kehidupan sosial dan kemanusiaan.

Pendekatan lain mengatakan bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkannya mencapai kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus.

Dalam hal ini bakat merupakan interseksi dari faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna.

Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam keterampilan tertentu, demikian menurut Tedjasaputra, MS (2003). Menampilkan bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan. Gardner (1993) mengganti istilah bakat dengan "kecerdasan" saat mengusung teori kecerdasan jamak atau multiple intelligence yang cukup banyak dipakai.

Sedikitnya ada sembilan kecerdasan atau bakat yang mungkin dimiliki seseorang, yakni logical mathematical, linguistic/verbal, visual spatial, musical, bodily-kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori Gardner ini menjadi pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda. Orang tidak dapat dipaksa berprestasi di luar bakat khusus yang paling menonjol pada dirinya.

Bakat dan Otak Manusia

Beberapa pendekatan sebelumnya merupakan pemahaman lama yang masih tetap dapat dianut karena belum usang. Khususnya dalam hal penelusuran minat-bakat dan pengembangan alat tes bakat.

Sejak Prof Roger Sperry, penerima Nobel tahun 1981 melalui penelitian panjangnya bertahun-tahun, mengungkapkan hasil temuannya tentang gelombang otak, maka paradigma baru muncul dan berkembang.

Hipotesisnya telah dibuktikannya sendiri bahwa setiap aktivitas yang berbeda memunculkan gelombang otak yang berbeda pula. Temuan ini sungguh-sungguh mengubah cara pandang tentang potensi dan kreativitas otak manusia.

Hal yang mengejutkan, rata-rata otak membagi kegiatannya secara jelas ke dalam kegiatan "otak belahan kiri" (korteks kiri) dan kegiatan "otak belahan kanan" (korteks kanan).

Saat korteks kanan sedang aktif, korteks kiri cenderung tenang atau istirahat, demikian sebaliknya.

Kegiatan yang paling mudah diamati tentang pergantian aktivitas otak adalah saat kita berjalan. Kaki kanan digerakkan oleh aktivitas otak belahan kiri, saat kaki kiri bergerak otak belahan kanan mengambil alih. Setiap otak memiliki keterampilan yang khas dalam urutan kerja yang sangat rapi.

Kondisi penuh harapan dari olahan dan kembangan penemuan ini adalah setiap orang memiliki banyak sekali keterampilan intelektual, berpikir, dan kreativitas, yang belum digunakan sepenuhnya. Mengacu pada beberapa definisi bakat terdahulu, jelas bahwa bakat-bakat yang dipenuhi oleh potensi intelektual, keterampilan dan kreativitas masih dapat terus digali dari diri kita.

Hal ini memberikan harapan besar dan makna sangat dalam, yakni kita tidak pernah menduga bahwa ternyata kita bukannya tidak berbakat menggambar atau tidak berbakat matematika. Yang terjadi adalah kita tidak memberi kesempatan pada kedua belahan otak untuk menggali diri dan unjuk maksimal.

Orang cenderung bukannya menggali dan memaksimalkan fungsi perbedaan kegiatan otak belahan kanan dan kiri, namun justru membatasi. Diketahui bahwa otak belahan kiri melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan logika, analisis, kuantitatif, fakta, rencana, organisasi, detail/perinci, sekuensial.

Tugas otak belahan kanan berhubungan dengan sifat keseluruhan,intuitif, sintesis, integrasi, emosi, interpersonal, perasaan,
kinestetik.

Pembagian aktivitas ini melahirkan label bahwa seniman berotak kanan sedangkan ilmuwan adalah orang-orang otak kiri. Maka manusia pun seolah terbagi dikotomis, orang otak kiri dan orang otak kanan. Betulkah?

Jangan pernah menggolongkan Albert Einstein sebagai orang berotak kiri. Ia adalah manusia jenius yang berhasil menggali dan memaksimalkan fungsi kedua belahan otaknya, sehingga melahirkan teori relativitas yang luar biasa itu.

Awalnya Einstein membiarkan otak belahan kanan melakukan aktivitas imajinasi tentang sebuah perjalanan di permukaan matahari.

Singkat cerita, perpaduan daya imajinasi dan hal lain yang dilakukan belahan kanan, serta kemampuan matematika, berpikir sistematis dan hal lain yang dilaksanakan belahan kiri, membawa dirinya pada sebuah temuan spektakuler yang maha dahsyat.

Bakat, tidak semata-mata hasil ciptaan yang mencuat secara seragam pada kesempatan berbeda, tidak pula yang hanya digambarkan oleh atribut profesi dan pekerjaan.

Bakat adalah penggalian terus- menerus dan pemanfaatan seluruh kapasitas otak secara bertanggung jawab untuk mewujudnyatakan berbagai hal yang tidak itu-itu saja, atau sesuatu yang sudah telanjur dicap sebagai bakat yang terbatas.

Artinya, tidak ada orang yang tidak berbakat untuk hal tertentu, karena kita semua memiliki otak belahan kiri dan kanan. Coba saja mulai latihan menulis dengan salah satu tangan yang tidak biasa digunakan secara dominan sehari-hari. Latihlah selama satu atau dua bulan terus-menerus.

Apa yang terjadi? Ternyata tangan kita yang satu itu berbakat menulis juga. Hanya saja tangan yang satu lagi sudah telanjur dominan dalam latihan bertahun-tahun sejak kita belajar menulis. Betul?


======
sumber: Tidak Ada Orang yang Tak Berbakat oleh Rinny Soegiyoharto,
psikolog di BPK Penabur

Satu Cerita Tentang "Domba-Domba Negeri Ini"...

Dalam suatu riwayat pernah dikatakan "Nantinya akan ada pada kaumku yang memiliki Pemimpin yang bertabiat seperti Harimau, Menteri-menterinya laksana srigala, dan alim ulama/cendekiawannya seperti Anjing Hutan"

Dapat dipahami ketika kita sebagai domba (baca rakyat) akan tenang di padang rumput ketika musim penghujan. Tetapi ketika musim kemarau tiba....perlahan namun pasti, untuk bertahan hidup akan memakan dedaunan karena rumput-rumput telah kering. Dan dimana letaknya dedaunan segar kalo bukan di hutan. Sedangkan kita tau, hutan adalah sarang Harimau, Serigala, dan Anjing hutan.

Maka dombapun menjadi santapan bagi Harimau, kulitnya habis dikoyak-koyak serigala dan tulang-belulangnya menjadi santapan anjing hutan.

Kalo sudah begini, siapa yang mo disalahkan?Pandai-pandailah memilih pemimpin, karena suatu negara akan rusak apabila suatu masalah diserahkan/dipasrahkan bukan pada ahlinya. Berikut ini puisi dari Rais Sonaji yang mencoba menggambarkan keadaan negeri ini. Merindukan adanya pemimpin yang bisa dijadikan teladan bagi semua. Sebuah kepemimpinan seperti yang pernah Rasulullah SAW contohkan pada kita.

wassalam
Joe Sorjan
~Rindu Rasul~


Domba-Domba Negeri Ini

Sudah banyak domba-domba di negeri ini mati,
Sebagian dimangsa kemiskinan dan kelaparan,
Sebagian diterkam binatang buas,
Sebagian dipatuk janji-janji palsu,
Sebagian dihantam tsunami,
Sebagian ditenggelamkan lumpur,
Sebagian dikubur longsoran tanah dan bahkan sampah,
Sebagian diterbangkan puting beliung,
Sebagian diluluhkan gempa,
Namun kebanyakan dari domba-domba itu
Disembelih kawan seperjalanan
Dan bahkan ditikam pemimpinnya sendiri

Mengapa mesti banyak domba-domba mati ?
Padahal padang rumput menghijau terhampar di depan mata ?
Mengapa do'a -do'a begitu tumpul ?
Padahal dzikir nasional, istigosah dan bahkan taubat nasuha dipamerkan dimana-mana

Sudah lama kiranya domba-domba di negeri ini
Memimpikan seseorang dengan tongkat keadilan Musa ditangan kanan dan
seruling cinta Daud di tangan kirinya
Seseorang yang dapat memberikan jaminan
Jaminan untuk dapat merumput dengan tenang di padang cinta
Seseorang yang bisa jadi itu anda

Rais Sonaji

Satu Cerita Tentang "keluarga Elang"...

Alkisah di suatu negeri burung, tinggallah bermacam-macam keluarga burung.
Mulai dari yang kecil hingga yang besar. Mulai dari yang bersuara lembut
hingga yang bersuara menggelegar. Mereka tinggal di suatu pulau nun jauh di
balik bukit pegunungan.

Sebenarnya selain jenis burung masih ada hewan lain yang hidup di sana.
Namun sesuai namanya negeri burung, yang berkuasa dari kelompok burung.
Semua jenis burung ganas, seperti, burung pemakan bangkai, burung Kondor,
burung elang dan rajawali adalah para penjaga yang bertugas melindungi dan
menjaga keselamatan penghung negeri burung.

Burung-burung kecil bersuara merdu, bertugas sebagai penghibur. Kicau mereka
selalu terdengar sepanjang hari, selaras dengan desau angin dan gesekan
daun. Burung-burung berbulu warna warni, pemberi keindahan. Mereka bertugas
bekeliling negri melebarkan sayapnya, agar warna-warni bulunya terlihat
semua penghuni. Keindahan warnanya menimbulkan kegembiraan. Dan rasa gembira
bisa menular bagai virus, sehingga semua penghuni merasa senang.

Pada suatu ketika, di suatu tempat, seekor induk elang tengah mengerami telur-telurnya.
Setiap pagi elang jantan datang membawa makanan untuk induk elang. Akhirnya,
di satu pagi musim dingin telur-telur mulai menetas. Ada 5 anak elang yang
nampak kuat berdiri. Dua anak elang hanya mampu mengeluarkan kepalanya dari
cangkang telur harus berakhir dalam paruh sang ayah.

Dengan tangkas, elang jantan mengoyak cangkang telur lalu mematuk-matuk
calon anak yang tak jadi. Perlahan-lahan sang induk memberikan
potongan-potongan tubuh anaknya ke dalam paruh mungil anak-anak elang.
Kejam…? Ini hanya masalah kepraktisan. Untuk apa terbang dan mencari makan
jauh-jauh jika ada daging bangkai di dalam sarang. Sebagai hewan, elang
hanya mempunyai naluri dan akal tanpa nurani. Inilah yang membedakan manusia
dan hewan. Waktu berjalan terus, hari berganti hari. Anak-anak elang yang
berbentuk jelek karena tak berbulu, kini mulai menampakkan keasliannya.
Bulu-bulu halus mulai menutupi daging di tubuh masing-masing. Kaki kecil
anak-anak elang sudah mampu berdiri tegak. Walau kedua sayapnya belum tumbuh
sempurna.

Induk elang dan elang jantan, bergantian menjaga sarang. Memastikan tak ada
ular yang mengincar anak-anak elang dan memastikan anak-anak elang tak jatuh
dari sarang yang berada di ketinggian pohon.

Suatu pagi, saat induk elang akan mencari makan dan bergantian dengan elang
jantan menjaga sarang. Salah seekor anak elang bertanya: "Kapankah aku bisa
terbang seperti ayah dan ibu?"

Induk elang dan elang jantan tersenyum, bertukar pandang lalu elang jantan
berkata: "Waktunya akan tiba, anakku. Jadi sebelum waktu itu tiba, makanlah
yang banyak dan pastikan tubuhmu sehat serta kuat". Usai sang elang jantan
berkata, induk elang merentangkan sayapnya lalu mengepakkannya kuat-kuat.

Dalam sekejap, induk elang tampak sudah mulai menjauhi sarang.
Terlihat bagai sebilah papan berawarna coklat melayang di awan. Anak-anak
elang, masuk di bawah sayap elang jantan. Mencari kehangatan kasih sang
jantan.

Waktu berjalan terus, musim telah berganti dari musim dingin ke musim
semi. Seluruh permukaan pulau mulai menampakan warna-warni dedaunan. Bahkan sinar mentari memberi sentuhan warna yang indah.

Anak-anak elang pun sudah semakin besar dan sayapnya mulai ditumbuhi
bulu-bulu kasar. Suatu ketika seekor anak elang berdiri di tepi sarang,
ketika ada angin kencang, kakinya tak kuat mencengkeram tepi sarang sehingga
ia meluncur ke bawah. Induk elang langsung merentangkan sayang dan mendekati
sang anak seraya berkata: "Rentangkan dan kepakkan sayapmu kuat-kuat!"

Tapi rasa takut dan panik menguasai si anak elang, karenanya ia tak mendengar
apa yang dikatakan ibunya. Elang jantan menukik cepat dari jauh dan
membiarkan sayapnya terentang tepat sebelum si anak mendarat di tanah. Sayap
elang jantan menjadi alas pendaratan darurat si anak elang.

Si anak elang yang masih diliputi rasa panik dan takut tak mampu bergerak.
Tubuhnya bergetar hebat. Induk elang, dengan kasih memeluk sang anak.
Menyelipkan di bawah sayapnya dan memberikan kehangatan. Sesudah si anak
tenang dan tak gemetar, induk elang dan elang jantan membawa si anak kembali
ke sarang.

Peristiwa itu menimbulkan rasa trauma pada si anak elang. Jangankan berlatih
terbang dengan merentangkan dan mengepakkan sayap. Berdiri di tepi sarang
saja ia sangat takut. Kedua saudaranya sudah mulai terbang, walau masih dalam jarak
pendek. Hal pertama yang diajarkan induk elang dan elang jantan adalah
berusaha agar tidak mendarat keras di dataran.

Lama berselang setelah melihat kedua saudaranya berlatih, si elang yang
pernah jatuh bertanya pada ibunya:

"Adakah jaminan aku tidak akan jatuh lagi?"

"Selama aku dan ayahmu ada, kamilah jaminanmu!" jawab si induk elang dengan
penuh kasih.

"Tapi aku takut!' ujar si anak

"Kami tahu, karenanya kami tak memaksa." Jawab si induk elang lagi.

"Lalu apa yang harus kulakukan agar aku beraai?" tanya si anak

"Untuk berani, kamu harus menghilangkan rasa takut!"

"Bagaimana caranya?"

"Percayalah pada kami!" Ujar elang jantan yang tiba-tiba sudah berada di
tepi sarang.

Si anak diam dan hanya memandang jauh ke tengah lautan. Tiba-tiba si anak
elang bertanya lagi.

"Menurut ibu dan ayah, apakah aku mampu terbang ke seberang lautan?"

Dengan tenang si elang jantan berkata: "Anakku kalau kau tak pernah
merentangkan dan mengepakkan sayapmu, kami tidak pernah tahu, apakah kamu
mampu atau tidak. Karena yang tahu hanya dirimu sendiri!"

Lalu si induk elang menambahkan: "Mulailah dari sekarang, karena langkah
kecilmu akan menjadi awal perubahan hidupmu. Semua perubahan di mulai dari
langkah awal, anakku!"

Si anak elang diam tertegun, memandang takjub pada induk elang dan elang
jantan. Kini ia sadar, tak ada yang tahu kemampuan dirinya selain dirinya
sendiri. Kedua orang tuanya hanya memberikan jaminan mereka ada dan selalu
ada, jika si anak memerlukan.

Didorong rasa bahagia akan cinta kasih orang tuanya, si elang kecil berjanji
akan berlatih dan mencoba. Ketika akhirnya ia menggantikan elang jantan
menjadi pemimpin keselamatan para penghuni negeri burung, maka tahulah ia,
bahwa kesuksesan yang diraihnya adalah di mulai saat tekad terbangun untuk
melangkah. Sukses itu tak pernah ada kalau hanya sebatas tekad. Tapi tekad
itu harus diwujudkan dengan tindakan nyata walau di mulai dari langkah yang
kecil. Ke-trauma-annya hanya akan mengurungnya dalam belenggu kemanjaan.

Mulailah rentangkan dan kepakkan sayap kemampuanmu, maka dunia ada
digenggamanmu! Dan jangan pernah kau lupakan jasa kedua orang tuamu.

wassalam
Joe Sorjan

Satu Cerita Tentang "Rahasia Umur Sapi, Monyet, Anjing, dan Manusia"...

Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi.

Beliau berkata kepada sang sapi "Hari ini kuciptakan kau! Sebagai
sapi engkau harus pergi ke padang rumput. Kau harus bekerja di bawah
terik matahari sepanjang hari. Kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun."
Sang Sapi keberatan "Kehidupanku akan sangat berat selama 50 tahun.
Kiranya 20 tahun cukuplah buatku. Kukembalikan kepadamu yang 30 tahun"
Maka setujulah Tuhan.

Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet. "Hai monyet, hiburlah
manusia. Aku berikan kau umur 20 tahun!" Sang monyet menjawab
"What? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa?
10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun padamu"
Maka setujulah Tuhan.

Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing. "Apa yang harus kau
lakukan adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat
kau
harus menggongongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun!"
Sang
anjing menolak : "Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun ? No
way.! Kukembalikan 10 tahun padamu".
Maka setujulah Tuhan.

Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia. Sabda Tuhan:
"Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang.
Inilah kehidupan. Kau akan menikmatinya.
Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun!"
Sang manusia keberatan, katanya "Menikmati kehidupan selama 25
tahun?
Itu terlalu pendek Tuhan. Let's make a deal. Karena sapi
mengembalikan 30 tahun usianya, lalu anjing mengembalikan 10 tahun,
dan
monyet
mengembalikan 10 tahun usianya padamu, berikanlah semuanya itu
padaku.
Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun.
Setuju ?"
Maka setujulah Tuhan.

AKIBATNYA..............................

Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan
(kita makan, tidur dan bersenang-senang)

30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi
(kita harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga
kita.)

10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa
dengan berperan sebagai monyet yang menghibur.
Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal dirumah, duduk didepan pintu,
dan menggonggong kepada orang yang lewat


Satu Cerita Tentang "Tahukah Kamu?"...

Tahukah anda kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, adalah
orang yang sangat lemah dan butuh pertolongan?

Tahukah anda kalau orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi
orang lain adalah justru orang yang sangat butuh seseorang untuk
melindunginya?

Tahukah anda kalau tiga hal yang paling sulit untuk diungkapkan adalah :

Aku cinta kamu, maaf dan tolong aku

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian warna merah lebih yakin
kepada dirinya sendiri?

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian kuning adalah orang yang
menikmati kecantikannya sendiri?

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian hitam adalah orang yang
ingin tidak diperhatikan dan butuh bantuan dan pengertian anda?

Tahukah anda kalau anda menolong seseorang, pertolongan tersebut
dikembalikan dua kali lipat?

Tahukah anda bahwa lebih mudah mengatakan perasaan anda dalam tulisan
dibandingkan mengatakan kepada seseorang secara langsung? Tapi tahukah
anda bahwa hal tsb akan lebih bernilai saat anda mengatakannya dihadapan
orang tsb?

Tahukah anda kalau anda memohon sesuatu dengan keyakinan, keinginan anda tsb pasti dikabulkan?

Tahukah anda bahwa anda bisa mewujudkan impian anda, spt jatuh cinta,
menjadi kaya, selalu sehat, jika anda memintanya dengan keyakinan, dan
jika anda benar2 tahu, anda akan terkejut dengan apa yang bisa anda
lakukan.

Tapi jangan percaya semua yang saya katakan, sebelum anda mencobanya
sendiri, jika anda tahu seseorang yang benar2 butuh sesuatu yg saya
sebutkan diatas, dan anda tahu anda bisa menolongnya, anda akan melihat
bahwa pertolongan tsb akan dikembalikan dua kali lipat.

Tuesday, February 27, 2007

Satu Cerita Tentang "Pelayan Hotel...."

Beberapa tahun yang lalu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

"Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?" tanya sang suami. Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga konvensi besar di kota itu. "Semua kamar kami telah penuh," pelayan berkata. "Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya ? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini."

Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. "Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja," kata sang pelayan.

Akhirnya pasangan ini setuju. Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, "Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda." Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa.

Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan sesesorang yang ramah, bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut.

Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah disana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

"Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola". "Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda itu. "Saya jamin, saya tidak," kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bagunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel. Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt.

Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Pelajarannya adalah ... perlakukanlah semua orang dengan kasih, kemurahan dan hormat dan tanpa pamrih, maka anda tidak akan gagal.

Satu Cerita Tentang "Orang Brengsek yg Jadi Guru Sejati...."

Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat senang mengundang saya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing With Difficult People.
Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarik dan tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan dengan niat untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulit seperti keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja sama dll.

Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui saya menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana sebagian adalah manusia sulit.

Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka - seperti keras kepala, menang sendiri, dll ?
Dan kemudian saya tanya apakah itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum kecut.

Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain.
Dalam banyak kasus, karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan kotor. Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau
bukan Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda pendapat sedikitpun jadi sulit.
Karena Anda amat mudah tersinggung, maka orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.

Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya ingin mengajak Anda masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit.

Dengan meyakini bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka guru terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit. Terutama karena beberapa alasan.

Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramai menyatukan pendapat, ia mau menang sendiri.Tatkala orang belajar melihat dari segi positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain.
Semakin sering kita bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu.

Saya berterimakasih sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu. Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan putera-puteri saya sekasar dia kelak.

Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan anak-anak di rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak enaknya dihina anak kecil.

Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti karet. Pertama ditarik melawan,namun begitu sering ditarik maka ia akan longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala, mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit, itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh dan jiwa ini) menjadi lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulan anak-anak muda yang tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik. Setiap di depan kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya memang membuat tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal.

Seorang anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah heran dengan cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi, manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.

Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan. Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia sulit, ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya.

Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin dan dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator.

Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja kita memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya dihina orang lain.

Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif, manusia super sulit sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Dimasa kecil,saya termasuk orang yang dibesarkan oleh penghina-penghina saya. Sebab, hinaan mereka membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian, kalau ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina tadi. Dan betapa besar dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu orang yangtadinya menghina kita.

Terakhir dan yang paling penting, manusia super sulit sebenarnya menunjukkan jalan ke surga, serta mendoakan kita masuk surga. Pasalnya, kalau kita berhasil membalas hinaan dengan senyuman, batu dengan bunga, bau busuk dengan bau harum, bukankah kemungkinan masuk surga menjadi lebih tinggi ?.

Satu Cerita Tentang "Janji...."

JANJI

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca Koran, "berapa lama lagi kamu baca Koran itu? Tolong kamu ke sini Dan Bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan."

Aku taruh Koran Dan melihat anak perempuanku satu2nya,namanya Sindu tampak ketakutan air matanya mengalir. Di depannya Ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (nasi khas India /curd rice). Sindu anak yang manis Dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu Dan istriku masih kuno mereka percaya sekali kalau makan curd rice Ada "cooling effect".

Aku mengambil mangkok Dan berkata, "Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak2 sama ayah."

Aku bisa merasakan istriku cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda Dan IA menghapus air Mata dengan tangannya Dan berkata, "boleh ayah akan aku makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok, tapi semuanya akan aku habiskan, tapi aku akan minta..." agak ragu2 sejenak... "...akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaan Ku?"

Aku menjawab, "Oh pasti sayang".
Sindu tanya sekali lagi, "betul ayah?"
"Yah pasti.." sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan Dan lembut sebagai tanda setuju.
Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama,istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, "janji" kata istriku. Aku sedikit khawatir Dan berkata: "Sindu jangan minta komputer atau barang2 lain yang Mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang." Sindu menjawab, "jangan khawatir, Sindu tidak minta barang2 Mahal kok."

Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan Dan kelihatannya sangat menderita dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri Dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya. Setelah Sindu melewati penderitaannya dia mendekatiku dengan Mata penuh harap Dan semua perhatian (aku ,istriku Dan juga ibuku) tertuju kepadanya.

Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin pada Hari Minggu.
Istriku spontan berkata, "permintaan Gila, anak perempuan dibotakin,tidak mungkin!" Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga Kita, dia terlalu banyak nonton TV. Dan program2 TV itu sudah merusak kebudayaan Kita. Aku coba membujuk: "Sindu kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak." Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, "tidak Ada 'yah, tak Ada keinginan lain," kata Sindu.

Aku coba memohon kepada Sindu, "tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami."
Sindu dengan menangis berkata, "ayah sudah melihat bagaimana menderitanya aku menghabiskan nasi susu asam itu Dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan aku kenapa ayah sekarang mau menarik perkataan Ayah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa Kita harus memenuhi janji Kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala ) untuk memenuhi janjinya raja real memberikan tahta, kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri."

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku, "janji Kita harus ditepati." Secara serentak istri Dan ibuku berkata, "apakah aku sudah Gila?"

"Tidak," jawabku, "kalau Kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri."
"Sindu permintaanmu akan kami penuhi."

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar Dan matanya besar Dan bagus. Hari Senin aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya Dan melambaikan tangan kepadaku sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya. Tiba2 seorang anak laki2 keluar dari Mobil sambil berteriak, "Sindu tolong tunggu saya." yang mengejutkanku ternyata kepala anak laki2 itu botak aku berpikir mungkin "botak" model jaman sekarang.

Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita keluar dari Mobil Dan berkata, "anak anda,Sindu benar2 hebat. Anak laki2 yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish adalah anak saya, dia menderita kanker leukemia." Wanita itu berhenti berkata-kata, sejenak aku melihat air matanya mulai meleleh dipipinya " bulan lalu Harish tidak masuk sekolah,karena chemo therapy kepalanya menjadi botak jadi dia tidak mau pergi kesekolah takut diejek oleh teman2 sekelasnya. Nah, Minggu lalu Sindu datang ke rumah Dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi.

Hanya saya betul2 tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan Dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia."

Aku berdiri terpaku Dan tidak terasa air mataku meleleh. Malaikat kecilku tolong ajarkanku tentang arti sebuah kasih.

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

Satu Cerita Tentang "Pencarian...."

Syahdan, ketika Tuhan akan mengirim jiwa dan menjelmakannya sebagai manusia di
dunia, Dia berujar :

"Wahai Jiwa. Engkau akan mendapatkan tubuh. Engkau mungkin menyukainya, mungkin juga tidak. Tetapi ia akan jadi milikmu selama di dunia.

Engkau akan belajar berbagai mata pelajaran. Aku telah masukkan engkau ke sekolah informasi full-time yang benama : Kehidupan. Setiap hari, engkau akan memperoleh kesempatan untuk belajar berbagai hal. Engkau mungkin menyukai hal-hal tersebut, atau menganggapnya tak relevan bahkan konyol.

Tidak ada 'kesalahan', semua hanya pelajaran. Eksperimen yang gagal adalah bagian dari proses belajar, termasuk juga eksperimen yang berhasil.

Suatu pelajaran akan diulang terus sampai engkau menguasainya. Pelajaran tersebut akan disampaikan dengan berbagai cara, berbagai kesempatan sampai engkau berhasil memahaminya. Kemudian pelajaran baru diberikan kepadamu.

Ingatlah, masa belajar tak pernah berakhir, sampai engkau menutup mata.

"Disana" tidak lebih baik daripada "disini". Ketika engkau berhasil membuat 'disana' menjadi 'disini', engkau akan segera menemukan 'disana' yang lain yang, lagi-lagi, lebih baik daripada 'disini'

Orang-orang disekitarmu hanyalah cermin dirimu sendiri. Engkau tak bisa mencintai atau membenci sesuatu tentang orang lain, karena itu hanyalah refleksi dari apa yang engkau cinta atau yang engkau benci TENTANG dirimu.

Apa yang engkau perbuat dalam hidupmu adalah terserah kepadamu. Engkau mempunyai
segala peralatan dan sumber daya yang engkau butuhkan. Apa yang kau lakukan dengan peralatan & sumber daya itu juga terserah kepadamu. Itu PILIHANMU.

Kalau engkau mencari jawaban, jawaban ada di dalam dirimu. Jawaban segala pertanyaan tentang kehidupan telah Aku simpan di dalam dirimu, yang engkau perlu lakukan adalah mendengar, melihat dan percaya"

Engkau akan melupakan pembicaraan Kita ini."

Maka, ketika manusia lahir ke dunia, ia menghabiskan sepanjang umurnya untuk mengingat-ingat pembicaraan itu. Manusia mencari mengapa ia hadir di dunia, berusaha menjawab pertanyaan "Who am I" Mencari ke seluruh pelosok, sampai akhirnya ia mulai mencari ke dalam dirinya sendiri.

Joe Sorjan
~Mencari Kesejatian~

Monday, February 26, 2007

Satu Cerita Tentang "A-Z."

A – Z

Personal Winning Alphabet.

Menurut pakarnya, manusia sukses tidak cuma dari IQ saja. Peran EQ (Emotional Intelligence) pada
kesuksesan bahkan melebihi porsi IQ. Seorang pakar EQ bernama Patricia Patton memberikan tips
bagaimana kita menemukan dan memupuk harga diri, yang disebutnya alfabet keberhasilan pribadi.

Yuk kita lihat apa maksudnya :

A : Accept.
Terimalah diri anda sebagaimana adanya.

B : Believe.
Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.

C : Care.
Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.

D : Direct.
Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.

E : Earn.
Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.

F : Face.
Hadapi masalah dengan benar dan yakin.

G : Go.
Berangkatlah dari kebenaran.

H : Homework.
Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.

I : Ignore.
Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan.

J : Jealously.
Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri.

K : Keep.
Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.

L : Learn.
Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

M : Mind.
Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.


N : Never.
Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.

O : Observe.
Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.

P : Patience.
Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.

Q : Question.
Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.

R : Respect.
Hargai diri sendiri dan juga orang lain.

S : Self confidence, self esteem, self respect.
Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri akan membebaskan kita dari saat-saat tegang.

T : Take.
Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.

U : Understand.
Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan anda.

V : Value.
Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.

W : Work.
Bekerja dengan giat, jangan lupa berdoa.

X : X'tra.
Usaha lebih keras membawa keberhasilan.

Y : You.
Anda dapat membuat suatu yang berbeda.

Z : Zero.
Usaha nol membawa hasil nol pula.

Satu Cerita Tentang "Mengapa?"

Suatu hari Dwi bertanya pada Joe tentang cinta dan harapan.

Dwi berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan Joe berkata ingin menjadi matahari.

Dwi tidak mengerti kenapa Joe ingin jadi matahari, bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga.

Dwi berkata ingin menjadi rembulan dan Joe berkata ingin tetap menjadi matahari. Dwi semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu, tetapi Joe ingin tetap jadi matahari.

Dwi berkata ingin menjadi Phoenix yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari dan Joe berkata ia akan selalu menjadi matahari.

Dwi tersenyum pahit dan kecewa. Dwi sudah berubah tiga kali, namun Joe tetap keras kepala ingin jadi matahari tanpa mau ikut berubah bersama Dwi. Maka Dwi-pun pergi dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah mencari tahu alasan kenapa Joe tetap ingin menjadi matahari, mengapa Joe tak mengubah keinginannya seperti saat ia mengubah keinginannya itu.

Joe merenung sendiri dan menatap matahari.

Saat Dwi jadi bunga, Joe ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga. Ini disebut kasih yaitu memberi tanpa pamrih.

Saat Dwi jadi bulan, Joe tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi.

Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan siapakah yang ingat kepada matahari. Matahari rela memberikan cahaya nya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut. Ini disebut dengan Pengorbanan, menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.

Saat Dwi jadi Phoenix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit bahkan di atas matahari, Joe tetap selalu jadi matahari agar Phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan mencegahnya.

Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh, namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix.

Matahari selalu ada untuk Phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain selain Phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cinta nya. Ini disebut dengan Kesetiaan, walaupun ditinggal pergi dan dikhianati namun tetap menanti dan mau memaafkan.

Satu Cerita "Standard VS Sejati"

Kekasih standard selalu ingat senyum di wajahmu
Kekasih sejati juga mengingat wajahmu waktu sedih

Kekasih standard akan membawamu makan makanan yang enak-enak
Kekasih sejati akan mempersiapkan makanan yang kamu suka

Kekasih standard setiap detik selalu menunggu telpon dari kamu
Kekasih sejati setiap detik selalu teringat ingin menelponmu

Kekasih standart selalu mendoakan mu kebahagiaan
Kekasih sejati selalu berusaha memberimu kebahagiaan

Kekasih standard mengharapkan kamu berubah demi dia
Kekasih sejati mengharapkan dia bisa berubah untuk kamu

Kekasih standard paling sebal kamu menelpon waktu dia tidur
Kekasih sejati akan menanyakan kenapa sekarang kamu baru telpon?

Kekasih standard akan mencarimu untuk membahas kesulitanmu
Kekasih sejati akan mencarimu untuk memecahkan kesulitanmu

Kekasih standard selalu bertanya mengapa kamu selalu membuatnya sedih?
Kekasih sejati akan selalu mananyakan diri sendiri mengapa membuat kamu sedih?

Kekasih standard selalu memikirkan penyebab perpisahan
Kekasih sejati memecahkan penyebab perpisahan

Kekasih standard bisa melihat semua yang telah dia korbankan untukmu
Kekasih sejati bisa melihat semua yang telah kamu korbankan untuknya

Kekasih standard berpikir bahwa pertengkaran adalah akhir dari segalanya
Kekasih sejati berpikir, jika tidak pernah bertengkar tidak bisa disebut cinta sejati

Kekasih standard selalu ingin kamu disampingnya menemaninya selamanya
Kekasih sejati selalu berharap selamanya bisa disampingmu menemanimu

Satu Cerita untuk "Mencintai Dgn Sempurna"


Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita
berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan. Ketika kita
bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan,
itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan,
Itupun adaah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan
segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang
terjadi, Itu adalah pilihan. Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih
banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya
daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah
pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada
kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang
kita lakukan. Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari
film yang Mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi
tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada
seseorang Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang
padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu
untuk mendapatkannya, atau tidak... Kita mungkin kebetulan bertemu
pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa
kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan. Kita ada di dunia bukan
untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk
belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna

Wassalam
~Joe Sorjan~
Rumput Liar

Satu Cerita untuk "Berterima Kasih"

BERTERIMA KASIHLAH

Ber-terima kasihlah
Terima kasihlah kepada orang yang telah mencelakai Anda,
karena dia telah melatih kegigihan hati Anda.

Terima kasihlah kepada orang yang telah menipu Anda,
karena dia telah menambah pengalaman dan wawasan Anda.

Terima kasihlah kepada orang yang telah mencambuk Anda,
karena dia telah membuat Anda berlari sangat kencang, melebihi kecepatan normal Anda.

Terima kasihlah kepada orang yang telah meninggalkan/mencampakkan Anda,
karena dia telah mendidik Anda untuk mandiri dan bersabar .

Terima kasihlah kepada orang yang telah menjatuhkan Anda,
karena dia telah menguatkan kemampuan Anda.

Terima kasihlah kepada orang yang telah memarahi Anda,
karena dia telah membantu menumbuhkan ketenangan dan kebijaksanaan Anda.

Terima kasihlah kepada semua orang yang telah membuat Anda kuat, kokoh dan berhasil.

Terima kasihlah pada Tuhan Yang Membuat Semuanya Terjadi pada Anda .....
Yang Terbaik untuk Anda
Yang membuat Anda dapat lebih bijaksana

wassalam
Joe Sorjan
~Seperti Matahari~

Satu Cerita tentang "Belenggu Stupid Disease"

Belenggu Stupid Disease
By Edy Zaqeus, editor Pembelajar.com

Di luar dugaan, kebanyakan orang-orang yang merasa dirinya pintar dan berpendidikan, ternyata justru paling sering menderita stupid disease.

Apa itu stupid disease alias penyakit goblok? Stupid disease didefinisikan sebagai ketidakberdayaan intelektual dan emosional untuk merespon permasalahan dengan semestinya, sehingga seseorang yang mengidap stupid disease cenderung gagal mengambil keputusan yang tepat dan cenderung melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang.

Penyakit goblok juga didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana rasionalitas maupun emosi sebegitu dominannya, sehingga pola respon terhadap masalah yang mengejawantah sering kurang efektif, bahkan kontraproduktif. Nah, apa tanda-tanda yang bisa menunjukkan bahwa seseorang sedang menderita penyakit goblok? Berikut adalah indikasinya.

1. Sadar Bermasalah
Orang bisa menghadapi berbagai macam keterbatasan atau kesulitan, hanya karena ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang terbelit oleh persoalan tertentu. Karena merasa tidak ada masalah, maka ia menganggap segalanya akan berlangsung beres-beres saja. Jadi, kesukaran timbul karena memang yang bersangkutan tidak ngeh bahwa masalah sedang terjadi. Ini berbeda dari orang yang kena penyakit goblok. Orang seperti ini biasanya cukup memiliki kesadaran bahwa ia memang sedang terbelit oleh sebuah masalah. Kadang masalahnya masih kabur, kadang sudah begitu jelas. Yang menarik, tak jarang terjadi bahwa orang ini ngeh ada masalah, namun secara sadar ia berusaha mengingkarinya. Dengan bersikap seperti itu, ia berharap masalah bisa hilang dengan sendirinya.

2. Masalahnya Jelas
Orang bijak bilang, “Jika Anda bisa mendefinisikan suatu masalah, maka separuh jawabannya sudah tersedia”. Konon demikianlah yang memang umumnya berlaku. Namun berbeda sekali halnya dengan situasi pada orang yang terjangkit penyakit goblok. Kata-kata bijak tersebut tidak serta merta berlaku. Orang-orang yang secara intelektual tidak diragukan kemampuannya ini, jelas tidaklah terlalu sulit memastikan apa masalah riil yang dihadapinya. Sungguh menarik bahwa ia bisa mendefinisikan masalahnya, mengetahui kira-kira apa faktor penyebabnya, bahkan kadang bisa memilah-milah faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhinya. Secara pasti orang ini sadar dirinya bermasalah. Namun yang terjangkit penyakit ini adalah orang yang cenderung mengingkari realitas. Ia lebih yakin dengan “keadaan yang seharusnya terjadi” menurut keinginannya. Maka, sekalipun dia mampu memerinci permasalahannya, separuh jawaban yang tersedia dalam setiap persoalan itu seolah raib. Ada hal-hal non-rasional yang mengaburkan mata intelektualitasnya, sehingga di matanya tak pernah ada solusi yang bisa membuatnya sreg.

3. Emosi Kuat
Ciri khas lainnya adalah keterlibatan unsur emosi yang sangat kuat dalam pola pandang. Sayangnya, emosi yang terlibat bukanlah jenis emosi yang bisa membantu melihat suatu persoalan dengan lebih bijak, matang, dan dewasa. Para ahli mengakui peran emotional quotient (EQ) atau kecerdasan emosi dalam mendorong kesuksesan seseorang. Dorongan-dorongan emosional secara positif bisa membentuk suatu kematangan emosi dan ketajaman naluri sehingga menghasilkan pilihan-pilihan yang kreatif, cerdas, inovatif dan penuh vitalitas. Keberadaan EQ dalam hal ini melengkapi atau mengisi kekosongan di ruang-ruang kecerdasan intelektual (IQ). Namun kuatnya unsur emosi dalam virus penyakit goblok mengakibatkan melemahnya kemampuan intelektual si penderita, sehingga ia gagal berpikir secara jernih.

4. Jalan Buntu
Akibat hilangnya kemampuan memandang persoalan secara jernih dan bijaksana, maka tak heran jika penderita penyakit goblok sulit menemukan solusi yang tepat. Sesungguhnya jika dipaksa menuliskan permasalahannya dan mereka-reka solusinya secara simulatif (di atas kertas), si penderita akan dengan mudah menunjukkan kadar kecerdasannya. Ia pun bisa mendapatkan saran-saran dari orang-orang terdekat — bahkan dari ahli-ahli yang berkompeten — yang secara obyektif berpeluang membantunya mengatasi persoalan. Namun jika tiba waktunya untuk mengambil keputusan dan aksi kongkrit, mulailah ia melihat banyak kekurangan dari setiap solusi. Orang luar akan dengan mudah melihat bagaimana sosok yang pintar ini, mendadak berubah jadi orang yang takut mencoba, takut mengambil risiko atau takut menghadapi hal-hal baru. Ia menghadapi jalan buntu, bersifat pasif, tidak mau keluar dari daerah aman atau memilih menanggung risiko seperti yang pernah dialami sebelumnya.

5. Rela Menderita
Satu akibat serius dari penderita penyakit goblok adalah kesediaannya untuk merasakan penderitaan atau tekanan-tekanan psikologis, sebagai konsekuensi dari sikapnya untuk pasif menunggu, tidak berani mengambil keputusan, atau menyerahkan persoalan pada sang waktu. Karena siksa psikologis tersebut terjadi akibat hasil pilihan sikap secara sadar, penderita penyakit goblok sering bisa “menikmati” penderitaannya. Artinya, ia rela menderita dan menganggap kondisi itu sudah merupakan risiko pilihannya. Tak mengherankan, penderita penyakit goblok ini lumayan tahan banting. Sekalipun ada pilihan penyelesaian masalah, saran-saran atau usulan-usulan yang sangat baik, namun bila hal-hal tersebut belum bisa menyentuh kembali kesadarannya, penderita lebih suka menghindarinya. Orang seperti ini bisa terlihat sangat logis dan rasional dalam mempertahankan keyakinannya yang keliru. Dan ia benar-benar bisa memilih menderita daripada meninggalkan keyakinannya. Pihak luar sering tidak sabar dengan kenaifannya dan sering mengganggapnya sebagai orang yang berlaku konyol atau bodoh.

6. Kebodohan Berulang
Indikasi yang paling jelas dari penderita penyakit goblok adalah kecenderungannnya untuk melakukan kekeliruan yang sama berulang-ulang. Ia bisa jatuh sakit secara fisik, merasa sakit secara psikologis, penuh keraguan, kekhawatiran, ketakutan dan bingung harus melakukan apa. Ketika terbit niatan untuk menyelesaikan masalah, begitu mudahnya ia mentok. Saat niatan sudah lebih sungguh-sungguh, anehnya ia menjadi rentan dan begitu mudah tertarik ke situasi gamang seperti sebelumnya. Saat ia berani mengambil keputusan dan melakukan tindakan konkrit, ia jadi mudah menyerah. Justru pada tahap seperti inilah akibat-akibat terparah dari penyakit goblok baru disadari. Ia selalu kembali ke titik nol dan merasa tak pernah berhasil mencapai kemajuan berarti.

7. Titik Kesadaran
Satu hal menarik yang bisa dilihat dari penderita penyakit goblok adalah adanya titik-titik kesadaran kecil dalam riak-riak permasalahannya. Orang lain bisa dengan mudah melihat orang ini punya kesadaran yang cukup untuk memahami persoalan lebih proporsional dan menerima realitas. Ini merupakan bekal vital bagi upaya penyelesaiannya. Hanya saja, titik-titik kesadaran kecil ini begitu rapuhnya, sehingga lebih sering tertelan oleh efek destruktif penyakit goblok yang makin akut. Jika penyakit ini menyerang dalam jangka waktu cukup lama, maka titik-titik kesadaran seperti ini akan timbul dan tenggelam. Nah, bila si penderita sendiri atau orang-orang di sekitarnya yang bersimpati gagal menangkap sinyal ini, atau kemudian tidak menggunakannya sebagai titik awal upaya penyadaran secara menyeluruh, bisa dipastikan penderitanya akan jatuh dan jatuh lagi. Si penderita baru saja memasuki lingkaran setan yang tak bertepi.

Menjinakkan Stupid Disease
Perlu diingat, seseorang bisa dikategorikan sebagai menderita penyakit goblok jika dirinya mulai sadar bahwa situasi yang membelenggunya saat itu harus segera dihentikan, dan pada tingkat tertentu ia telah berusaha keras dalam mengatasi keadaannya. Selama seseorang masih bisa menikmati atau mentolerir penderitaan dan kerugian akibat keputusannya sendiri, dan ia tidak sungguh-sungguh bertindak supaya lepas dari situasi itu, ia bukan penderita penyakit goblok.

Seperti disinggung di atas, penderita stupid disease umumnya adalah mereka yang memiliki kecerdasan dan kesadaran yang lumayan. Nah, kecerdasan dan kesadaran itu mirip dengan zat antibodi dalam tubuh kita yang mampu menangkal penyakit atau menyembuhkan diri sendiri. Persoalannya tinggal bagaimana mengupayakan supaya kesadaran itu bisa terus terjaga, sampai yang bersangkutan bisa mengambil keputusan-keputusan yang tidak lagi merugikan dirinya sendiri. Sesungguhnya, setiap penderita penyakit goblok perlu bantuan psikolog atau psikiater. Tetapi bila itu tidak menjadi pilihan, sejumlah langkah konstruktif berikut bisa dipakai untuk menyembuhkan diri sendiri. Berikut ulasannya.

1. Teman Sharing
Dalam kondisi normal, setiap orang membutuhkan teman, apalagi penderita penyakit goblok. Bedanya, teman biasa hanya menjadi tempat berkeluh kesah. Mereka hanya memberi nasihat normatif dan tidak ingin terlibat. Teman berbagi yang dibutuhkan penderita penyakit goblok harus bekerja lebih keras, kadang bahkan harus sedikit terlibat. Nah, teman berbagi di sini tidak sekedar hanya jadi ‘tong sampah’, atau malah menyerahkan semua keputusan di tangan si penderita. Teman ini dituntut untuk menjadi partner yang kritis, mengajak penderita melihat masalah secara obyektif, mencari alternatif dan membantunya mengambil keputusan dan tindakan terbaik.

Penderita penyakit goblok tidak selalu blank. Saat-saat tertentu, muncul kesadarannya untuk memandang masalah secara proporsional. Ia juga mampu menemukan alternatif dan mengenali mana yang menguntungkan serta mana yang merugikan. Kesadaran seperti inilah yang dibutuhkan. Di sini teman berbagi harus bisa mengkondisikan agar kesadaran itu menjadi kesadaran dominan. Siapa yang bisa jadi teman berbagi? Teman dekat, pasangan, anggota keluarga, termasuk penasihat profesional.

2. Menuliskan Masalah
Dalam kondisi terbelenggu penyakit goblok, orang sulit berpikir jernih karena situasinya memang cenderung emosional. Cara kuno untuk mengurangi efek ini adalah dengan menuliskan masalahnya di selembar kertas. Semakin detail masalah faktor-faktor penyebabnya didefinisikan, maka semakin mudah pula pilihan solusinya ditemukan. Sesungguhnya, menuliskan masalah, penyebab dan solusinya (dari pilihan terburuk sampai yang terbaik) dalam selembar kertas itu, tidak ditujukan untuk memaksa orang mencari solusi instan. Itu mustahil dalam kondisi terbelenggu oleh penyakit goblok. Tujuannya hanyalah melatih dan mendisiplinkan diri supaya berada pada jalur kesadaran kognitif. Kesadaran dan kejernihan berpikir perlu terus-menerus dirangsang kemunculannya, sehingga akhirnya bisa mengalahkan cara pandang yang terlalu emosional.

Satu metode yang ampuh untuk menggugah semangat adalah dengan lebih mengorientasikan diri pada masa depan. Menuliskan langkah-langkah untuk meraih tujuan dan mimpi-mimpi ke depan sangat sugestif sifatnya. Cara ini membuat kecerdasan dan kesadaran terangsang untuk bereaksi maksimal. Kegiatan ini perlu terus dilakukan, baik setiap kali penderita merasa down maupun saat muncul semangat baru, sampai akhirnya tertulis komitmen-komitmen yang lebih tegas untuk lepas dari belenggu masalah. Komitmen inilah yang perlu didiskusikan dengan orang terdekat yang selama ini jadi teman berbagi.

3. Memperluas Konteks
Menderita penyakit goblok bisa berarti menghadapi masalah yang sama, orang yang sama, sebab yang sama dan akibat-akibat yang relatif sama, secara berulang-ulang. Untuk lolos dari lingkaran setan ini, tak ada cara lain yang lebih ampuh selain mencoba berbagai hal yang serba baru: lingkungan baru, cara kerja baru, pekerjaan baru, mode rambut baru, cara berpakaian baru, cara berpikir baru, aktivitas baru, komitmen baru, kenalan-kenalan baru, hubungan baru dan lain-lain. Lebih bagus lagi jika diri ini ditantang melakukan banyak hal yang selama ini ditakutkan (hal-hal positif tentunya). Tidak mudah memang, namun jika berhasil, perasaaan kemenangan yang luar biasa akan melingkupi kondisi psikologis kita. Ini bukan berarti lari dari masalah. Namun ini ditujukan untuk memperluas konteks kita, melepaskan diri dari keterkungkungan psikologis dan fisik. Daripada masa lalu, hal baru lebih mudah membuka kesadaran kita.

4. Mengubur Masa Lalu
Ini hal yang paling sulit, namun jika tidak ingin terantuk-antuk terus oleh penyakit goblok, masa lalu harus dikubur. Sesungguhnya, kata yang lebih tepat adalah meletakkan masa lalu pada tempat yang semestinya. Artinya, tidak menjadikannya sebagai hantu yang setiap saat bisa memperlemah komitmen kita. Penderita penyakit goblok biasanya lebih suka mengatakan; “Tidak mudah melupakan dia...”, “Masalahnya tidak sesederhana yang kamu kira..”, “Aku butuh waktu...”, “Kamu tidak bisa merasakan sakitnya...,” dan sebagainya. Jika ingin benar-benar mengubur masa lalu, lebih baik mengungkapkan komitmen seperti ini: “Aku akan mencoba!”, “Tidak mudah, tapi aku akan berusaha!”, “Aku berjanji pada diriku sendiri!” dan sebagainya. Memperluas konteks dan mengubur masa lalu menjadi satu paket resep penyembuhan penyakit goblok. Jangan ditawar-tawar lagi!

5. I Love My Self
Penderita penyakit goblok adalah orang yang paling sering mengabaikan diri sendiri. Mereka rela menderita demi sang penyebab penderitaannya itu. Mereka bahkan cenderung menyiksa dan menyakiti diri sendiri. Maka jangan berharap orang seperti ini memiliki kepercayaan diri untuk bisa lepas dari sumber masalah. Ini jelas-jelas sangat tidak sehat. Counter attack untuk kecenderungan ini adalah dengan mencoba lebih mencintai diri sendiri. Egois? Bukan! Dalam artian positif, itu berarti mencoba lebih mengutamakan kepentingan sendiri, tidak mau dirugikan orang lain, tidak mudah berkorban untuk hal yang tidak jelas manfaatnya, tidak mau dirugikan oleh pilihan-pilihan sendiri dan melakukan tindakan-tindakan yang lebih memanjakan diri sendiri.

6. Langkah Konkrit
Hanya dengan memutuskan untuk lepas, tidak berarti seseorang telah lepas. Jadi, setelah cukup menuliskan berbagai komitmen dan rencana tindakan ke depan, penderita harus melakukan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkannya. Ini merupakan proses atau fase transformasi diri yang harus terus dijaga keberlangsungannya. Ingat, virus penyakit goblok bisa menyerang kembali. Manakala seseorang sedang labil, ia bisa mudah terjebak dalam kebodohan seperti sebelumnya. Jadi, proses transformasi diri ini harus dijaga dan dijalankan secara konsisten. Konsolidasi diri harus menyeluruh, kesadaran terus diperkuat sampai fase penyembuhan ini selesai, sampai akhirnya penderita menemukan dirinya yang baru dan terbebas dari penyakit ini. Virus stupid disease bisa tumbuh pada diri seseorang saat ia menghadapi berbagai kasus seperti masalah pekerjaan, karir, obsesi atas hal tertentu atau hubungan antar personal umumnya. Pendek kata, saat seseorang merasa tidak bisa memfungsikan kapasitas intelektualnya untuk mengambil pilihan-pilihan terbaik, ia perlu waspada, karena bisa jadi penyakit goblok sudah menjangkitinya.

Edy Zaqeus adalah editor pembelajar.com (http://www.pembelajar.com), penulis buku "Kontektualisasi Ajaran I Ching" dan dua buku best seller "Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah" dan "Resep Cespleng Berwirausaha".

Satu Cerita Tentang "Surat Cinta".

Suami saya adalah seorang yang sederhana, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus.
Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen.
Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang.
Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", tanya suami saya dengan terkejut.
"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan," jawab saya.

Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.


Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?

Dan akhirnya suami saya bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?"

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,"Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya :

"Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung.
Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.
Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."

Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ......

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya.

Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu 'teman baik kamu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'.
Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami."

"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu."

"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu."

"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir.

"Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.

"Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya.

Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu."

"Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia."

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.

---

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.

Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

Cinta Berpijak Pada Perasaan Sekaligus Akal Sehat

Miskonsepsi pertama yang ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal sehat.


Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan ideal kelompok dari mana kita berasal.


Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta, dan tidak bisa dimintai pertanggungan-jawab bila perbuatan-perbuatan impulsif itu berakibat buruk suatu ketika nanti.


Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyal kebodohan.


Cinta membutuhkan proses !!!
Bowman juga menolak anggapan cinta bisa berasal dari pandangan pertama.

"Cinta itu tumbuh dan berkembang dan merupakan emosi yang kompleks," katanya. Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu.


Jadi memang tidak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan begitu saja. Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus baru.


Yang mungkin terjadi dalam fenomena "cinta pada pandangan pertama" adalah pasangan terserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat-bahkan sampai tergila-gila. Kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta tanpa menempuh masa jeda.


Dalam kasus "cinta pada pandangan pertama", banyak orang tidak benar-benar mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri.

Sebaliknya dengan orang yang benar- benar mencinta. Mereka mencintai pasangan sebagai personalitas yang utuh.


Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi.
Bukan cinta namanya bila kita berkehendak mengontrol pasangan.
Juga bukan cinta bila kita bersedia mengalah demi kepuasan kekasih.
Orang yang mencinta tidak menganggap kekasih sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagai pasangan untuk berbagi, juga untuk mengidentifikasi diri.


Bila kita berkeinginan menguasai kekasih (membatasi pergaulannya, melarangnya beraktivitas positif, mengatur seleranya berbusana) atau melulu mengalah (tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan) , berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta.


Cinta itu konstruktif
Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi konstruktif, dan merencanakan masa depan. Sebaliknya dengan yang jatuh cinta impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari. Yang dipikirkan hanya kesengsaraan pribadi.

Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan.


Cinta tidak melenyapkan semua masalah
Penganut faham romantik percaya cinta bisa mengatasi masalah.
Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit ( panacea ). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka.

Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu.
Cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah.
Permasalahan seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan keluar.

Orang yang tengah mabuk kepayang-berarti tidak benar-benar mencinta-cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih bertindak dengan akal sehat, dia mengesampingkan problem.


Cinta cenderung konstan
Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis. Lantas saat kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik fisik.

Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita menyukainya dalam kadar sebanding.


Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik
Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik penting. Tapi bahaya bila kita menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisik hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa.

Dalam cinta, afeksi terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan fisik sedari permulaan.


Cinta tidak buta, tapi menerima
Cinta itu buta? Tidak sama sekali.
Orang yang mencinta melihat dan menyadari sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik.


Namun keinginan itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik. Nafsulah yang buta. Meski pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang sangat mungkin diperbaiki.


Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan
Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan.


Cinta berani melakukan hal menyakitkan
Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh-sungguh mencinta memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata "tidak" saat anaknya minta es krim, padahal sedang flu.


Begitulah kita semua seharusnya bersikap pada pasangan.

Joe Sorjan
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)