Tuesday, September 19, 2006

Satu Cerita Tentang Tuhan Sembilan Senti


*Tuhan Sembilan Senti*


Oleh Taufiq Ismail

*Indonesia *adalah* *sorga* *luar* *biasa* *ramah* *bagi* *perokok*, *
*tapi *tempat* *siksa* *tak* *tertahankan **bagi* *orang* yang *tak* *
merokok*,*

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara- perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

*Indonesia *adalah* *semacam* *firdaus-jannatu- na'im **sangat* *ramah* *
bagi* *perokok*, *
*tapi *tempat* *siksa **kubur* *hidup-hidup* *bagi* *orang* yang *tak **
merokok*,*

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok ???,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

*Negeri *kita* *ini* *sungguh* *nirwana* *kayangan **para* *dewa-dewa* *bagi
* *perokok*, *
*tapi *tempat* *cobaan **sangat* *berat* *bagi* *orang* yang *tak **merokok*
,*

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru , diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok ,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkanHIV- AIDS
sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok
di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya .
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

*Indonesia *adalah* *sorga* *kultur* *pengembangbiakan* *nikotin *paling *
subur* *di* *dunia* , *
*dan *kita* yang *tak* *langsung **menghirup* *sekali* pun *asap* *tembakau*
*itu* , *bisa* *ketularan* *kena* ,*

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok
merokok,

*Indonesia *adalah* *semacam* *firdaus-jannatu- na'im **sangat* *ramah* *
bagi* *orang* *perokok* , *
*tapi *tempat **siksa* *kubur* *hidup-hidup* *bagi* *orang* yang *tak* *
merokok*,*

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap . Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok .
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala
kecil,
*sembilan *senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan
setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya

Joe Sorjan

~Di aNTara TelunJuk daN JaRi MaNies~

No comments: