Monday, July 31, 2006

Satu Cerita Tentang Joe..



Luluhnya Karang Hati Joe

Joe....adalah Joe....
Betapapun keras bagai karang...iapun tetap memiliki hati
Meski bukan hati paripurna yang terbungkus kafan suci
Suatu waktu tetap akan luluh oleh nurani

Betapapun gagahnya Joe..., ia takluk oleh air mata wanita
Betapapun kerasnya Joe..., ia tunduk oleh senyum manis wanita
Betapapun sulitnya Joe..., ia luluh oleh perhatian dan ketulusan wanita
Betapapun kuatnya Joe...., ia lemah ketika bersimpuh di pangkuan bunda

Wahai sang surya yang menyinari pagi...
Pemberi cahaya bagi gelapnya jiwa…
Jadilah engkau saksi
Joe tanpa wanita...bagai pagi gelap nan sunyi

Duhai Sang Embun pagi yang membasahi dedaunan....
Pemberi kesejukan kegersangan jiwa
Jadilah engkau saksi
Joe tanpa wanita....bagai haus di tengah gurun

Wahai Pelangi Sang Pewarna langit
Pemayung bagi lelahnya hati...
Jadilah engkau sebagai saksi
Joe tanpa wanita...bagai kanvas tak berkuas

Duhai sang Angin malam nan syahdu
Penghembus harum wangi syurgawi
Jadilah engkau saksi
Joe tanpa wanita...bagai kerontang tanah tak berhujan

Joe sering tenggelam dalam luasnya danau harapan
Tetapi lupa akan dupa penyangga perahu tua
Berkiprah dengan dayung - dayung alakadarnya
Menelusuri riak air nun jauh dari dermaga
Menuju pelabuhan harapan tak berujung
Berlayar...berlabuh...berlayar...dan berlabuh kembali....

Itulah Joe yang pantang menyerah...
Menelusuri setiap jalan kehidupan dengan gagah...
Bahkan sering berlari...tersandung... terpelanting dan terjatuh...
Goresan luka yang terperi....
Dan sesekali tampak jelas luka - luka penuh nanah...
Denyut derita dan rasa sakit tak pernah digubris...
Panas sengat mentari yang menerpa....
Atau dingin air hujan yang mengguyur.....
Tak jadi alasan tuk surutkan perjuangan.....

Bukan ia tak menyayangi badannya....
Bukan ia tak peduli dengan kebutuhan istirahatnya....
Tapi karena dipundaknya terpanggul batu tanggung jawab....
Karena pada telapak tangannya tertulis tugas....
Tuk mewujudkan impian dan harapan
Tuk mengibarkan bendera kebahagiaan...
Teruntuk sang wanita yang dikasihinya...
Wanita yang sering dipujanya....
Wanita yang selalu hadir dalam mimpinya....
Wanita yang sering disebut dalam hembusan namanya...
Wanita yang sering menentramkan hatinya....
Wanita yang sering jauh dimata namun selalu melekat dihatinya....
Wanita yang sering terpanjat dalam do'a - do'a malamnya...
Wanita yang sering membayangi gerak langkahnya....
Wanita yang sering merisaukan hatinya....
Wanita yang membuat hidup terasa hidup...

Tataplah keriput garis matanya
Garis itu kan bersaksi tentang kesabaran...
Tentang perjuangan hidup, penderitaan dan pengorbanan serta maaf...
Telusuri peta yang ada di wajahnya...
Agar tak tersesat dalam membaca dan memberi penilaian
Disanalah letak sebuah rumah " keikhlasan "
Berlantai ketulusan dan beratap ketabahan...
Kerjanya hanya menyusun butiran air mata...
Dan mengumpulkan kepingan sesak dada...
Dan mengukirnya menjadi stupa maaf...

Hitunglah putih uban dikepalanya
Disana tergambar jelas ribuan penyesalan
Atas segala kesalahan yang dilakukannya
Atas kecewanya pada keterbatasan kemampuannya
Bagai drama kecil yang meluruhkan air mata pemirsa...
Dengarlah dengan telinga batinmu.....
Disanalah ada kepundan penuh kesunyian...
Berharap kehangatan yang enggan dipurnakan...
Menunggu dengan selangit kesetiaan...
Berteman segunung kesabaran...untukmu....
Ya...untukmu seorang...
Yang hanya serupa kepingan harapan...
sebagai wanita terkasihnya...
Satu harapnya....semoga engkau bahagia slalu.

Untukmu "Yang Manis"

No comments: