Wednesday, October 04, 2006

Satu Cerita Tentang Minggu Sunyi...Ketika Kita Masih LeLah

jalan kita seharusnya masih panjang, mengapa kau menghentikannya sebelum terjadi. aku menangis, kau menangis. lalu aku berharap seandainya bisa memberikan seluruh dunia ada dipelukanmu.
mengapa kau menangis, jika kau yang membuat sebuah pilihan. aku tak mengatakan ini mudah bagimu, aku pun tak ingin memintanya jadi begitu sederhana.

kita saling berdiam, kita menangis, kita memaki, kita berteriak, kita begitu terluka, kita saling menamparkan segala rasa yang ada hingga akhirnya terlalu lelah dan tertidur.
aku begitu lelah sayang, tidakkah kau mengerti? aku begitu ingin istirahat, menutup mata dan telinga hingga tak kudengar lagi seruan kata cinta. cinta tak semestinya melukai...jika kita percaya. namun ternyata cintalah yang membuatmu pergi dan mengatakan dengan seluruh pengetahuan dikepalamu apa yang seharusnya kurasakan, mengenai apa yang harus kulakukan atau manusia seperti apa aku ini.

ini sungguh tidak adil, mengapa lalu aku tak dapat menentukan yang kuinginkan dalam hidupku. mengapa lalu kau menghantam dadaku kuat-kuat ketika mata hampir terlelap hingga kumuntahkan segala kesal pada lantai putih ini. aku hanya tahu ruang ini begitu menyakitkan tanpamu. mengapa aku tak boleh pergi, mengapa kau menahanku menerima rasa sakit ini...aku sudah tak punya kekuatan aku terlalu rapuh untuk kau hentikan...

hujannya tak seperti yang kusuka, iramanya tak menari bersamaku...hanya menguraikan tangis yang tak dapat kulontarkan dengan gamlang padamu. terlalu banyakkah yang kuminta? jika kuingin kau segeralah tuntaskan semuanya, agar sakitnya tak terlalu terasa mencekik

mengapa sebuah kata perpisahan begitu sederhana diucapkan dan hanya tak dapat sepenuhnya diterima hati mengapa berpisah jika kita masih selalu berbicara dengan hati jika kita mencari jalan tuk menatap dan berbisik

jika kau benar pergi hari ini, akankah nanti singgah dengan sedikit cerita betapa kau merindukan aku dalam bagianmu

No comments: